Posts

Showing posts from 2017

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Image
Aku ingin bertanya kepadamu, apakah kita memang berada di luar bingkai kejadian? Apakah sebegitu jauh hati kita, untuk tertaut pada tanah yang ditumbuhi perdu? Karena kami ingin merasa luka yang dirasai olehmu, Palestina. Karena kami tahu bukan perihal sederhana untuk jatuh dan kembali bangun dan kembali pergi dari rumah yang kau bangun sendiri Oh, bunga-bunga rumput yang mekar di tanah yang tandus Sampaikan lagu kami untuk kubah yang megah di atas tebing! Untuk rubah yang berlari di padang-padang hening Pada suara-suara, air mata yang telah lama kering ____ Aku harap doa bukanlah hal terakhir yang dapat kami beri. 2017

Dentuman Jauh

KITA pernah berbicara tentang hujan yang tak kunjung reda di suatu benua. Katamu, di belahan bumi yang lain sana, ada dua belas jam penuh tanpa butir pasir yang bergetar karena redam ledakan. Apakah itu cerita nyata, sayang? Pernah pun aku dengar darimu, tentang langit biru dengan awan putih. Apakah biru itu? Karena yang kutahu hanya kelabu, dan bau mesiu yang menyengat itu. Ajaklah aku ke sana, sayang. Kalau kau bercerita tentang selain apa yang dibicarakan di radio, dan bukan sirene yang membangunkan tidurmu, atau jalanan yang tanpa tangisan bayi di setiap persimpangan mimpi, aku ingin terus mendengarkanmu hingga aku jatuh tertidur di sini. Doaku bagiku adalah lagu untuk menutup keheningan yang memekak telinga, sesaat setelah dentuman jauh itu teredam tanah kampung halamanku. Duar. Hening. Duar. Hening. Duar. Gigil. Duar. Dunia diam ketika kami memanggil. 2017

Jalan Panjang Menuju Saturnus

Image
: Cassini Di titik itu, matahari tenggelam selamanya. Sekarang aku adalah debu yang berdoa untuk menyatu pada cahaya yang redup itu Di persimpangan jalan tanpa marka, hujan bintang menerpa lanskap kata-kata. Sinyalku berkata kepadamu, dalam garis putus-putus membentang ruang waktu. Dalam jarak ratusan tahun cahaya, rindu itu adalah lubang hitam yang menganga dan berkata, "Kehadiranmu mengalihkan dimensi yang tak pernah terdefinisi. Aku adalah kegelapan yang melayang mencari-cari takdir." Pernahkah kau berjuang untuk jatuh? Jauh dari rumahku, riuh rendah gelombang menemaniku tenggelam pada tumpang-tindih awan-awan, dan gelap pun sirna berganti cahaya "Aku ingin berpesan bahwa jalan untuk menemuimu adalah satu pusaran yang membuatku mengenali diriku. Sehingga pertemuan itu berupa takdir di antara cahaya-cahaya angkasa yang menari selamanya di matamu." 2017

Sajak Tentang Lupa

:  Michel Gondry Katamu, melupakan bukanlah perihal sekadar menutup catatan-catatan. Melainkan bagaimana menguapkan tubuhmu di udara terbuka, dan menunggu gagak-gagak membawa pergi apa yang harus dibawa pergi. Kalau maksudmu lupa adalah membunuh dirimu sendiri, lupa adalah diriku yang merubuhkan istana pasir dengan ombak yang sengaja menyapu -- atau pergi dari kota yang penuh kerlip lampu-- menunggu kapal merapat di dermaga malam itu dan masuk untuk pergi ke tengah-tengah laut. Adalah suatu keniscayaan bahwa kita selalu dapat berbicara kepada laut, bukan? Bila lupa adalah tentang dirinya, lupa adalah aku yang jengah memandang manzilah bintang -- adalah aku yang terlampau berang pada kehampaan -- sehingga aku ingin lupa bukan karenanya, tapi karena diriku sendiri. Karena aku tidak akan pernah lupa walau lupa itu berarti membunuh diriku sendiri. 2017

Kereta Tidur

Image
Kehidupan bagiku adalah kereta api dari stasiun Kehampaan, menuju stasiun Kehampaan. Tetapi kereta tersebut hanya berjalan satu arah. Kita adalah penumpang yang naik tanpa barang bawaan, dan turun pun tak membawa apa-apa. Bukan kita yang menentukan kursi tempat duduk. Di sebelah jendela atau pinggir lorong, itu sudah ditentukan dari awal. Tapi kita bisa berpindah. Pasti. Ada yang turun terlebih dahulu, ada yang baru turun setelah kita sampai. Yang jelas ada dua kemungkinan utama -- apakah kau turun dengan keyakinan, atau kau takut meninggalkan kereta dengan telanjang? Mungkin ada yang bertemu dengan teman berbicara yang baik sepanjang perjalanan, hingga perpisahan adalah berat yang harus dipikul dengan lelah. Ada yang terus mencari gerbong lokomotif pada rangkaian yang tak terhingga. Tapi, ada juga yang selalu waspada bersiap untuk turun pada stasiun yang datang tanpa pengumuman. Yang penting, entah kereta yang kita naiki sering berhenti tak jelas, AC dan lamp

Spiral

"The path isn't straight line; it's always been spiral. You continuously come back to things you thought you understood, then you see much deeper truths." 2017

Petikan Gitar di Hutan Norwegia

-- Norwegian Wood, Haruki Murakami Namaku sudah kau sebut berulang kali dalam surat yang tak kunjung kau kirim. Aku seperti penumpang yang tertinggal pada stasiun terakhir! dan tubuhku kadang bertanya: mungkinkah rindu bisa kabur dari jantung ini? menjadi entah apapun itu --perahu kertas yang mengalir pada gemercik sungai Kamogawa atau awan di kaki gunung yang mengantarkan kecupan untuk gigilmu di pagi hari. 2017

Tentang Kamar-Kamar yang Tertutup

Image
. . . Bayangkan ada sekumpulan orang yang sejak lahir tinggal di suatu kamar. Kamar tersebut gelap, tertutup rapat dari dunia luar, tidak memiliki jendela atau pintu, kecuali suatu celah kecil yang membiaskan cahaya matahari ke dalam. Setiap harinya, ada sekelompok parade yang berjalan melewati bagian luar tersebut. Hal ini membuat timbulnya siluet di dalam dinding kamar yang menghadap ke celah kecil tersebut -- seperti petunjukkan bayangan. Orang-orang di dalam kamar tersebut hanya dapat melihat siluet tersebut, berjalan setiap hari, dan kemudian -- setelah berbincang dengan masing-masing -- mulai memberi 'bayangan' tersebut nama. "Itu adalah bunga!" "Yang ini namanya terompet!" "Oh, kalau itu topi!" Mereka tidak sadar bahwa mereka hanya menamai 'bayangan'. Bukan benda aslinya. Mereka hanya menamai benda-benda yang sebenarnya tidak dapat mereka lihat. Karena, untuk dapat melihatnya, mereka harus berhenti menatap bayangan da

Percakapan dengan Benda-Benda Langit: Kubah

:Cerita Pertemuan Langit dan Kubah Bukankah langit adalah anyaman? Gulungan benang yang ditenun waktu dan ruang. Di pantai, langit menjelma gaun jingga. Aku bertemu dengannya waktu kapalku karam . "Inilah langitku, yang kutunggu!" Tapi saat senja, kau garis lurus yang membisu. Aku tunggu malam menyingkap pakaianmu. Esok pagi, kau adalah hijau beludru. Ruang berkata, menggenggam tangan waktu: Langit, inilah kubah. Temui dia di lembah rendah -- di mana suara-suara bergaung lemah. Dan kubah menjelma langit. Pintu terbuka dari segala penjuru. Dari dalamnya, merpati membuka jeda. Titik-titik mengeja namamu. Aku adalah kau, dan kau adalah aku. 2017

Percakapan dengan Benda-Benda Langit: Awan

Awan menyapa pukul lima lebih duapuluh --selamat bersiap berbuka puasa, katanya beliau datang dengan baju ungu kelabu aku membalas, terimakasih ini ada kurma satu, mau? Katanya, diberikan saja pada tetangga didepanmu menurutku, dia lebih butuh Aku bingung karena, didepan rumahku tidak ada siapa-siapa Adzan berkumandang dan sekarang awan sudah pergi. Atau, dia ada dibalik keramaian langit? Hitam itu sehitam kurma yang aku makan. selesai berbuka, biji kurma kutaruh di atas tanah depan rumah Aku berharap, supaya awan percaya bahwa didepan rumahku tidak ada siapa-siapa (Dibalik jendela depan, gorden pucat itu bergeser sedikit) 2017

Surat-Surat yang Kularung

Suatu ketika, hujan bertemu tanah. Petang itu dingin dan bulan sudah terbit dari barat. Aku ingin pulang saja menembus deras air yang turun di kota ini. Tapi aku ingin tetap singgah dan membicarakan apapun selain tentang hal-hal yang biasa saja. Mungkin tentang benda-benda langit, mimpi-mimpi, atau warna pastel di senja yang terlalu sejenak singgah sore itu. Aku adalah keberanian yang ternyata menakutkan, aku tidak mampu berkata-kata. Langkah itu berubah menjadi suatu diam dalam ruang. Warna warna sejarah menutup mataku. Sementara gelagat angin datang seperti tamu yang tak diundang. Engkau mengetuk pintu yang membuka sedikit, dan hembusannya membuka terlalu lebar. Pernahkah kau merasa seperti ombak yang membentur karang? Aku sudah berkali-kali mengecup batu yang basah. Langit bersatu dengan samudera dalam jubah hitam. Ada cahaya mercusuar menunggu di sana. Tapi, aku mengarahkan kapalku ke arah sebaliknya. Ini adalah surat yang ingin kujadikan kapal kertas, berlalu dalam alir hujan

Kaderisasi Umat Muslim Tahunan Terpusat

Image
Sudahkah? Waktu-waktu seperti ini, di kampus saya, sedang marak persiapan dari sebuah event besar, katanya. Berbagai himpunan mahasiswa jurusan berlomba-lomba untuk mempersiapkan proses penerimaan anggota baru bagi angkatan termuda yang memasuki jenjang program studi setelah melewati satu tahun tahap persiapan bersama. Tidak hanya himpunan, badan eksekutif mahasiswa juga sedang merancang acara kolosal penerimaan mahasiswa baru angkatan 2017. Proses kaderisasi, entah mau di awal, secara eventual, atau berkelanjutan, menjadi perhatian massa kampus akhir-akhir ini. Tapi tahukah kamu, bahwa sekarang umat muslim juga sedang ‘dikader’? Bulan Ramadan adalah salah satu sarana yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala agar kita mencapai profil ideal. Profil ideal yang seperti apa? Yakni profil umat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wassalam. Yakni umat yang senantiasa menganjurkan hal-hal baik dan menjauhi hal-hal buruk. Umat yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai pada rancangan umu

Sebuah Pengingat Untuk Diri Sendiri

Image
"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman." Ali Imran (3): 139 "Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput darimu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri." Al-Hadid (57): 21-22 "Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah. Dan apabila mendapat kebaikan berupa harta, dia menjadi kikir. Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu untuk orang miskin yang meminta dan tidak meminta." Al-Ma

Sebuah Cerita di Gang Kecil Tanpa Nama

Image
Hilang. Daun-daun berpelukan di dinding kelabu. Katamu, itu adalah monocotyledonae.  Sekarang kita berjalan menyusuri jalan sempit dengan tiga ratus lima puluh dua kerikil. Itu adalah jumlah malam saat aku tak bermimpi dalam tidur. Tetesan air sisa hujan. Kenanga yang mengapung di genangan. Rumah gubuk yang terletak di tiga petak sebelum persimpangan mempunyai lampu depan yang tak pernah dimatikan. Entah karena memang tidak ada pemilik, atau sengaja ingin menunjukkan wajahmu, matahari. Minggu  kemarin, prajurit dari istana awan turun memberi cinderamata. Kristal salju yang  akan berpendar ketika badai menjelang. Malam ini, kristal itu menjadi matamu. Tidak ada musik yang berwarna putih pagi ini. Kupu-kupu hinggap di tepi genting. Awan turun perlahan membawa air. Aku masih berharap langit datang membawa kado berupa jam dinding -- untuk kamarku yang habis terbakar oleh api bulan Mei. Supaya waktu dapat terus berdetik pada ruang yang kutingga

Angkasa

Image
Aku mencari satu garis yang menyatukan dua titik acak pada kubah angkasa. Di atas kertas, garis tersebut membentang sepanjang jutaan tahun cahaya. Tapi itu adalah jalan untuk memecah hingar bingar di kota yang ramai ini. Aku akan terus menatap ke angkasa, berbicara pada kabut nebula. Mungkin terdengar gila, tapi bukankah itu yang dilakukan semua orang? Orang-orang selalu menatap ke angkasanya masing-masing. Punya satu bintang yang menjadi arah tuju, sebagai navigasi kapal yang disebut kehidupan. Dan diriku? Inilah angkasaku. Inilah bintang yang ku tuju. 2017

Cerita tentang Cerita

Rahasia mempunyai dua rupa: orang yang terasing atau degup yang terbungkam. 2017

Rumah Kecil di Montauk

Image
:Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004) Di pantai itu, aku memilih untuk lupa. Mengapa? Tanyamu. Pertemuan sesingkat dua paragraf tak cukup untuk menghilangkan cahaya itu. Surat yang kaupinta kutulis dalam kereta, warna rambut yang berubah dalam jendela, sedang salju yang turun di stasiun berkata hal yang berbeda. Kenapa tidak? Karena aku sulit untuk meminta maaf. Karena lupa itu adalah kamar kosong tanpa jendela. Berikanlah waktu yang kau lampirkan dalam ingin itu. Di saat jalan melagukan nada sesunyi malam Desember kemarin. Pertanyaan yang tak sempat sampai, adalah kereta yang menunggu penumpang terakhir berjalan. hingga rumah di tepi pantai meluruh jadi pasir, dan teriakku berkejaran memanggil Montauk akan menjadi pulau tanpa nama di ingatanmu 2017

Kausalitas

Perjalanan singkat ke ruang GSS Salman E itu ditemani oleh rintik hujan. Sama seperti ketika langkahku menuju parkir Sipil, menuju lantai 4 sambil membawa list barang lab untuk dipinjam, atau langkah-langkah lainnya. Tetapi langkah yang ini berbeda, karena aku dipertemukan dengan suatu takdir sederhana. Seakan Tuhan memang telah menggariskan semuanya dari awal titik kosmik meletus menjadi supernova, hingga akhir sangkakala Israfil terlepas dari mulutnya. Aku tak pernah tahu bahwa kejadian-kejadian dapat dirangkai sebegitu indahnya. Hingga aku ingin terus berjanji, perlahan-lahan aku akan terus berbenah. 2017

Kanvas Putih

Image
Menunggu untuk diisi. Jalan yang ditumbuhi rerumputan itu kontras dengan lautan bintang di atasnya. Biru-hijau bagai bias warna batu topas. Pesawat kertas warna-warni melayang lemah mengikuti angin, seperti burung camar yang berbaris di pesisir. Suara adzan menggema rendah di balik lembah — keduanya bergandeng tangan membawa kanvas kosong dan segenggam kuas. “Di sana, kah?” Bisiknya, supaya tidak lebih keras daripada suara adzan. “Ya, teruslah berjalan.” Pandangnya lemah seakan tidak tidur semalam. “Aku sudah buatkan teh hangat dan sebatang biskuit, sambil menunggu bulan pergi ke bawah horizon.” Langkah mereka pelan, tapi pasti. Lampu jalan menerangi dengan redup, tetapi tetap mengarahkan. Kadang suara-suara jangkrik berbisik iri di balik daun. Bintang masih sama terangnya seperti saat mereka terbit, mengkompensasi jalan setapak gelap yang dilalui. Setelah sampai, mereka tidak langsung duduk. Mereka meletakkan kanvas, dan menuang air wudhu dalam palet yang telah

Festival Makan Trolls

Image
Nah. Minggu kemarin, saya mencoba menonton Trolls, sebuah film animasi-musikal yang cukup sederhana. Dikisahkan, Trolls merupakan makhluk mungil yang selalu bahagia. Seluruh waktunya dihabiskan untuk bercanda-ria, bernyanyi, berdansa, bahkan berpelukan. Lain hal dengan Bergens, yakni makhluk yang jauh lebih besar dari Trolls, tetapi mempunyai sifat yang sangat berkebalikan. Bergens selalu bersungut-sungut, murung, dan cenderung pemarah. Suatu saat Bergens menemukan sarang Trolls, dan tidak sengaja memakan makhluk-makhluk berbahagia itu. Seketika, Bergens merasa bahagia untuk pertama kalinya. Dalam sekali setahun, Bergens merayakan Trollstice -- yakni festival memakan Trolls. Bergens menjadi 'kecanduan' akan Trolls, dan menganggap satu-satunya sumber kebahagiaan adalah Trolls itu sendiri. Apa yang terjadi? _____ Salah satu kebutuhan mendasar yang sebenarnya men- drive manusia di segala aktivitas adalah kebutuhan akan gratifikasi emosional. Kebutuhan ini tersembunyi d

Surat-Surat yang Kularung - Mengapa Waktu Bukan Nyata

Image
... Waktu bukanlah hal yang nyata. Masa lalu tidak ada di mana-mana -- mereka hanyalah sebentuk memori yang hinggap di belakang pikiran kita. Masa depan, juga tidak nyata, kawan. Waktu yang kita definisikan sebagai masa depan hanyalah harapan-harapan, angan, keinginan, imajinasi kita tentang waktu yang belum terjadi. Yang nyata hanyalah sekarang, momen ini. Momen ketika aku menulis surat ini padamu. Tetapi, masa lalu dan masa depan tidaklah asing, aku menemukannya dalam dirimu. Sebuah memori dan sebuah harapan, mencipta singularitas dalam masa kini. Apa yang harus aku lakukan? Semoga mimpi-mimpi dan doamu menjadi nyata, dan kau selalu kuat. Selalu istiqamah, selalu percaya apa yang kau percayai. Semoga semuanya baik-baik saja, dan kau bisa tetap berjuang tanpa lelah. 2017

Yang Datang Saat Fajar

Image
"Fa ammal insaanu idzaa mabtalaahu rabbuhuu fa aqramahuu wa na'amahu fayaquulu rabbii akraman. Wa ammaa idzaa mabtalaahu faqadara 'alayhi rizqahuu fayaquulu rabbii ahaanan. Kallaa bal laa tukrimuunal yatiim." QS Al Fajr: 15-17 Memang, kadang Allah memberikan cobaan kepada manusia dalam bentuk bermacam-macam. Bisa dalam bentuk nikmat, dalam bentuk musibah. Tapi, satu yang hal pasti adalah jangan sampai kita menganggap kita dimuliakan oleh Allah kalau kita merasa diberi kesenangan, Karena itu belum pasti demikian. Sebaliknya pun juga begitu, kawan. Kalau kita diberi suatu kesulitan atau dibatasi rizkinya, itu tidak selalu berarti kita 'dihinakan'. Hal itu ditekankan dalam frasa pertama ayat ke-17 surat Al Fajr ini. "Sekali-kali tidak (demikian)." Entah kenapa, tiga ayat ini selalu menjadi suatu hal yang mencolok, dan selalu terngiang akhir-akhir ini. Memang, ujian yang datang bisa dalam bentuk yang tidak dapat diduga-duga. Tetapi, kita ha

Eridanus

Angkasa tetap diam saat aku berkisah tentang satu bintang yang kabur membawa cahaya. Aku duduk sejenak dan mengusap airmatanya; eridanus, dan meyakinkan diri bahwa Phaethon terbakar bukan karena keegoisannya. Saat lingkar api menyentuh wajah sang kekasih, awan-awan bergerak menghindar -- itulah mengapa kau tidak memberikan kendali kuda-kuda langit kepada jiwa yang fana. Seperti komet, keheningan itu jatuh mengikuti arah kubah; tenggelam ke dalam sungai yang sekarang melintasi angkasa. dan menyeka airmata yang mengalir ke pipi. Berkata, bukan. Bukan karena itu aku menangis! aku bertanya sambil terpejam, dan merasakan Angkasa mengangkatku kulihat -- bulan sedang menyeka kakinya yang lemah di tepi airmata sambil bernyanyi bernyanyi 2017  

Ignorance is a bliss. Or it isn't?

Image
Mungkin salah satu fitur tahun 2016 yang paling menakjubkan adalah bagaimana cara beliau membuat orang berpikir dua kali dalam segala sesuatu, atau tidak sama sekali.  Sekarang adalah zaman di mana informasi berseliweran di mana saja, kapan saja, sampai kita semua kewalahan. Tidak salah juga kamus setulen Oxford menyatakan Word of the Year 2016 adalah "post-truth", yakni suatu keadaan di mana fakta objektif mempunyai peran lebih sedikit dalam membentuk opini publik dibandingkan 'kepercayaan' personal. Hal ini sangat memprihatinkan karena keadaan post-truth ini dapat berujung pada fitnah, kebohongan, dan ketidakbenaran. Sehingga, salah satu cara kita untuk melarikan diri dari semua kungkungan abstraksi ini adalah dengan menutup mata, menutup telinga, dan menundukkan kepala -- tidak acuh dengan segala hal yang terjadi. Ignorance is a bliss. Bahwa ketidaktahuan ini adalah sebuah berkah. Kalau kita tidak tahu tentang suatu hal, kita tidak perlu mengkhawatirkannya