Kaderisasi Umat Muslim Tahunan Terpusat

Sudahkah?
Waktu-waktu seperti ini, di kampus saya, sedang marak persiapan dari sebuah event besar, katanya. Berbagai himpunan mahasiswa jurusan berlomba-lomba untuk mempersiapkan proses penerimaan anggota baru bagi angkatan termuda yang memasuki jenjang program studi setelah melewati satu tahun tahap persiapan bersama. Tidak hanya himpunan, badan eksekutif mahasiswa juga sedang merancang acara kolosal penerimaan mahasiswa baru angkatan 2017. Proses kaderisasi, entah mau di awal, secara eventual, atau berkelanjutan, menjadi perhatian massa kampus akhir-akhir ini.

Tapi tahukah kamu, bahwa sekarang umat muslim juga sedang ‘dikader’?

Bulan Ramadan adalah salah satu sarana yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala agar kita mencapai profil ideal. Profil ideal yang seperti apa? Yakni profil umat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wassalam. Yakni umat yang senantiasa menganjurkan hal-hal baik dan menjauhi hal-hal buruk. Umat yang tidak hanya mencerminkan nilai-nilai pada rancangan umum kaderisasi lembaga, tapi juga pada Al-Qur’an dan Hadist.

Kenapa bisa?

Allah Subhanahu wata’ala menyediakan suatu bulan dengan sistem apresiasi yang apik. Amalan sunnah berpahala wajib. Amalan wajib makin berlipat-lipat pahalanya. Syaitan dikurung dan diikat di dalam neraka. Sesungguhnya, Allah sudah menyediakan wadah bagi kita untuk mengembangkan diri dengan nyaman. Setiap malam, masjid-masjid bergema dengan lantunan ayat suci, dengan shaf yang dipenuhi oleh jamaah shalat tarawih. Dengan sahur dan berpuasa, diri kita didiklat selama sebulan penuh untuk dapat lebih mengendalikan hawa nafsu. Tinggal bagaimana kita saja, apakah kita mau memenuhi ‘panggilan malam’ tersebut? Apakah kita mau mengerjakan amalan-amalan yang diperintahkan?

Ketika penulis melihat secara ‘grand design’, sungguh proses penanaman nilai ini tidak hanya dilakukan secara eventual saja. Setiap harinya, kitapun diberikan perintah untuk menunaikan shalat 5 waktu. Sebuah sarana untuk mengingat Allah di waktu pagi, siang, sore, petang, dan malam. Di setiap minggunya pun, terdapat panggilan di hari Jumat, untuk mendengarkan khatib berceramah di Masjid. Hal ini berguna agar kita terus diberikan materi-materi keislaman, sehingga kita tetap berada di jalan yang lurus. Puncak disetiap tahunnya, yakni Bulan Ramadan ini. Malah, ada apresiasi yang sangat besar -- Lailatul Qadr selalu menunggu bagi umat yang memanfaatkan 10 malam terakhir Ramadan dengan tekun beribadah.

Pada akhirnya, segalanya kembali ke diri kita sendiri. Apakah kita mau ikut ‘diklat’ tahunan ini dengan antusias? Apakah kita mau memenuhi ‘panggilan malam’ yang ada? Semoga kita semua selalu istiqamah, ya! Aamiin.


Ramadan sudah berlangsung hampir sepertiganya. Kamu sudah absen pertemuan berapa kali?


2017

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung