Mengapa Harus Menulis?


Pada semester 3, saya mengambil suatu mata kuliah dari Sekolah Bisnis dan Manajemen, mengenai ODLO -- atau bisa disebut juga Organization Development and Learning Organization. Beberapa intisari yang saya dapatkan dari kuliah tersebut dapat dirangkum dalam kalimat sederhana ini:

"You are good if you can manage your own knowledge well,"

Jika dalam konteks matkul tersebut, sebuah organisasi bisa dikatakan baik apabila organisasi tersebut menjadi organisasi pembelajar. Bagaimana cara menjadi organisasi pembelajar tersebut? Tentu, salah satu caranya adalah dengan mengelola knowledge atau pengetahuan dengan baik. Sebuah organisasi yang baik akan terus belajar dari kesalahannya. Tapi tidak hanya dengan itu, organisasi tersebut juga melakukan self-development dengan cara berkaca kepada organisasi lain, melakukan penelitian, dan menemukan knowledge baru sepanjang perjalanannya.

Tetapi, jalan untuk mencapai hal tersebut memang tak mudah. Langkah-langkah sederhana yang seharusnya dapat dilakukan pertama kali adalah mengelola knowledge milik sendiri terlebih dahulu, apakah sudah baik? Apakah sudah dapat diimplementasikan?

Untuk mengelola knowledge tersebut, abtraksi pengetahuan yang memang sulit untuk dibayangkan itu tentu harus diubah menjadi bentuk yang mudah dipahami, menjadi bentuk yang terkodifikasi.

Salah satu caranya adalah dengan menulis.

Mungkin ini adalah salah satu alasan saya mengapa harus menulis. Dengan begitu, ide-ide yang sudah dibuat di dalam kepala ini dapat tertuang dan tersimpan. Sehingga, suatu saat, apabila saya ingin mengunjunginya, merefleksikannya, saya tidak perlu capek-capek untuk mencarinya.

Mengapa harus diblog?

Tentu, semua tulisan yang saya punya tidak sepenuhnya ada di sini. Terdapat tulisan-tulisan pribadi yang hanya ada di notebook atau tempat lain. Mungkin pertanyaannya lebih kepada, "Mengapa harus dibuat publik?"

Karena saya yakin, dengan menulis hal-hal baik, saya bisa -- paling tidak -- menginspirasi. Inspirasi adalah hal sederhana, suatu hal yang berangkat dari sebuah kesetujuan. Seperti sebuah domino, inspirasi akan menyebar layaknya gelombang. Seperti sebuah lari estafet, tulisan adalah tonggak yang diberikan untuk segera diantarkan lagi.

Mungkin, ini adalah cara untuk saya menyebarkan semangat ini. Semangat untuk menulis. Dengan melakukannya secara konstan, teman-teman semua akan mempunyai target. Selain itu, terdapat sebuah tanggung jawab tersembunyi untuk mencari 'bahan-bahan' untuk menulis -- yakni membaca. Sehingga, semangat untuk berkarya akan terus terjaga.


Yuk ah,


2016

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung