Merah
14 April 2013, Curug
Bintang-bintang menikam wajah kami.
Dalam sunyi yang memeluk indera-indera, malam
patah menjadi serpihan tulang putih.
Waspada adalah bayonet yang kami genggam--
kami menebas-nebas langit pucat susu.
Ketika roda waktu berjalan, tangan kami terhimpit remuk.
Tenda-tenda rubuh, rata seperti rambut yang rebah.
Ketika lebah kuning-hitam menyapa lewat adzan subuh,
kami menghela napas untuk pertama kali.
Kami sadar alam sudah.... ah, sudahlah.
Batin kami menenangkan diri.
2013
Bintang-bintang menikam wajah kami.
Dalam sunyi yang memeluk indera-indera, malam
patah menjadi serpihan tulang putih.
Waspada adalah bayonet yang kami genggam--
kami menebas-nebas langit pucat susu.
Ketika roda waktu berjalan, tangan kami terhimpit remuk.
Tenda-tenda rubuh, rata seperti rambut yang rebah.
Ketika lebah kuning-hitam menyapa lewat adzan subuh,
kami menghela napas untuk pertama kali.
Kami sadar alam sudah.... ah, sudahlah.
Batin kami menenangkan diri.
2013
Comments
Post a Comment