Selamat Hari Ibu
Ibu, mungkin puisi ini tak sekadar ba-bi-bu
entah, karena aku sudah dewasa dan
mengerti apa yang dinamakan 'menyesali'.
Ibu, puisi ini tak lagi cerita lugu, aku tahu dulu--
masih, kecup keningmu yang membasahi
dan tatapmu berkata "Aku selalu mencintai.."
....anak-anakku. Sempatkan aku, ibu, bila masih diberi
waktu, untuk mengucap terimakasih kepadamu
yang aku selalu takutkan takpernah cukup
segenap rasaku untuk kucurahkan bersama selalu?
Akutakut, ibu.
Waktu itu takpernah sampai bersamaku.
daster biru dan legam rambutmu
cubitan gemasmu dulu
akuingin itu menjadi proyeksi kenangan
diatas samudera yang tak bertepi saat ku kecil, Bu.
dibawah gemintang bintang langit malam tak bersudut
siapatahu
yang aku takutkan, terjadi dan engkau direnggut waktu.
***
Ibu, mungkin puisi ini tak sekadar ba-bi-bu
entah, karena aku sudah dewasa dan
mengerti apa yang dinamakan 'mencintai'.
Ibu, puisi ini tak lagi cerita lugu, aku tahu dulu--
masih, dalam gendongmu terlelap, bermimpi
terindah yang membuat iri langit senja
ninabobo-mu menjadi laguyang tak pernah lekang
usang dan membosankan. desir nafasmu saja sudah
selalu menerbitkan rinduku, Ibu.
Akutakut aku sempat melupakanmu, Ibu.
Aku takut ada wanitalain yang mengganti perhatianku
pada dirimu
dan
engkau kecewa
bila saat itulah aku takut, gagal diriku
menjadi anakmu yang tak tahu diri, taktahuterimakasih.
Tapi engkau selalu memaafkan....
itulah yang membuat, dirimu ditahbiskan dalam Alqur'an
***
Akutahu aku masih laknat Tuhan, tapi mohon kabulkan doaku
ampunilah segala dosa-dosanya, dan sayangilah Ia. seperti saat Ia
menyayangiku waktuku digendongnya, waktuku dininabobokannya
waktuku dimarahinya karena sesungguhnya sayang, waktuku dimaafkannya
karena aku membuat kesahnya, waktuku mengacuhkannya dan Ia tetap
tak berubah pedulinya
Sayangilah Ia seperti Ia menyayangiku, Tuhan
Dan aku akan berusaha menyayanginya, walau mungkin
tak akan pernah lunas, hutangku kepadanya.
Selamat Hari Ibu, Ibuku tersayang.
2012
Comments
Post a Comment