Hal-Hal yang Tak Pernah Selesai

Yang bermasalah dari stereotipe/prasangka bukanlah dari ketidakbenarannya -- melainkan bahwa mereka tidak lengkap. Tidak lengkap informasinya. Tidak lengkap sudut pandangnya. Boleh saja kita mempunyai suatu pendapat tentang satu hal, tetapi adalah sebuah kesalahan apabila pendapat tersebut tidak memiliki dasar yang kuat dan hanya mengandalkan 'perasaan' saja. Bahwa sesungguhnya hal ini yang dapat menyimpangsiurkan kebenaran dan memupuk fitnah.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah mereka yang mengkoar-koarkan hal tersebut, mengkontaminasi pikiran orang lain dengan pembicaraan yang tidak jelas kebenarannya. Sesederhana membicarakan keburukan orang lain dan membuat orang lain mulai berpikiran sama dengan mereka. Sesederhana mengepost suatu hal pada media tentang sesuatu hal yang mereka tidak punya ilmu tentangnya. Memicu ide-ide dan opini negatif, ekstrimitas dari kutub-kutub yang ada, bukan menjunjung tinggi kebenaran yang sesungguhnya.

Dari sini, sesungguhnya kita dituntut untuk belajar menghormati pendapat orang. Untuk mendengarkan hanya untuk mendengarkan, bukan untuk membalas atau menimpali. Spektrum pemikiran manusia sangatlah luas, dan adalah suatu pekerjaan yang sia-sia untuk saling berdebat, menjadikan spektrum itu sebuah garis diskrit.

Sebuah otokritik. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari segala hal yang terjadi.


2016

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung