What Have You Been Watching: Man Of Steel (2013)

Akhirnya, dia pake kolor di dalem.

Awalnya, gua terkejut bro. Ternyata Nolan dan sutradara-sutradara lain emang berencana buat menggarap film-film superhero kolosal dari entah Marvel atau DC Comics, yang mirisnya... cuma remake doang. Dalam beberapa taun ini kita udah liat The Incredible Hulk, The Dark Knight, Amazing Spiderman, terus sekarang Man of Steel yang emang cuma bikinan ulang dari versi originalnya. Dan mungkin dalam waktu dekat juga bakal ada si Thor, dan temen-temen Avengers laennya.

Krypton yang udah di ambang batas kehancuran.

Yang bikin aneh juga adalah, versinya juga ngga beda-beda banget dari aslinya. Nah, di Man of Steel juga sama bro. Ceritanya bermula dari kiamat di planet Krypton, planet asal si Superman tanpa kolor ini, saat udah banyak pemberontakan di istilahnya... Gedung MPR-nya. Ada satu klan pemberontak yang dipimpin sama Jenderal Zod (Michael Shannon) dan anak buahnya yaitu Faora (Antje Traure).

Eaaaaa..

Tapi dengan gagah berani melewati perang mahadahsyat dan puing-puing kehancuran, Jor-El (Russel Crowe) dapat mengambil Codex, yaitu salinan gen-gen makhluk Krypton agar bisa di aplot ke badan si jabang bayi Superman onoh. Akhirnya, si Kal-El yang cuma bisa berak sama ngompol bisa terbang ke Bumi dan jatoh di Kansas. Ditemuin sama hostfam-nya di bumi yakni keluarga Kent. Tapi keluarga aslinya malah dibunuh sama si Jenderal Zod. Such a pity....

Terus gimana nasib si Zod cs? Ya, mereka dipenjara di Phantom Zone beberapa saat sebelum Krypton meledak. Tapi sayangnya, saat Krypton meledak si Zod cs ini bisa lolos dari penjaranya dan kabur menuju arah bumi, ngebawa alat terraforming yang bisa ngubah Bumi jadi Krypton, plus make salinan kode genetik orang Krypi yang ada di badan si Henry Cavill.

Dasar goblok.

Hah, udahlah. Majulah film ke saat Superman ini udah jadi om-om. Dimana dia kerja serabutan, dan belom sadar kalo dia bisa maksimalin kekuatannya. Dia sering dikucilin, dan malah dilarang sama Ayah angkatnya buat make kekuatan gaib.

Abis itu, mulai juga dimunculin jurnalis pemenang-Pulitzer kita... yaitu Lois Lane!!!! Woooo hooo, yang main Amy Adams lho :))))))

Akhirnya datang juga.
Dia masih jadi jurnalis yang batu, keras-kelapa, nekat, edan, kadang gatau malu.

Yang penting Amy Adams.

Itulah saat yang bikin mata gua melek lagi di tengah-tengah film yang.... apa ya? Cuma cool di depan. Pas battle di Krypton pake naga yang kayak onta Arab. Abis itu.... stop. What the eff is this? Banyak banget product placement yang terlaluuuuuuuuuuuu tersurat bro. Lebih parah daripada film kita baru-baru ini yakni Lima Senti. Kayaknya si Superman suka pake Nokia ya? Apa tuh, Lumia bro? Ngerti kok... biar tahan banting ya kayak abang... *kedip*. Ohiya, ringtone juga tuh! Nokia banget hahaha. Ditambah lagi... emm... mobil! Kayaknya semua mobil yang dilempar Chrsyler semua bukan sih? Terus, ada Sepel!! *kyaaa* Dan itu pun dua kali di bom. Dan kita sekarang tau kalo si Kal-El suka nongkrong di.... Sepel cabang Kansas. Belum juga Gilette, 

Ini bukan film, ini 2 jam-lebih iklan.

Buat scope yang lebih luas lagi, ini lebih kayak film tentang invasi Alien daripada film superhero! Liat aja, baru di paruh-setengah-lebih-dikit si Gatotkaca Kansas ini bisa maksimalin pertempurannya buat nyelametin bumi. Itupun dia masih banyak belajar, dan... penyelamatannya terkesan bentar. Kalo bisa bandingin sama The Dark Knight Rises, konflik emosional skala luas di Man of Steel ngga dapet sama sekali. Cuma shot berlebihan (yang kayaknya cuma diselipin) si temen-temen Lois Lane sama Perry White (Lawrence Fishburne) yang cuma dibayar buat dikejar puing-puing. 

Jenggotnya bagus bro.
Buat character development, Faora malah lebih dapet "kebengisannya" sepanjang film, dibanding si bos jenggot. Cuma pas terakhir-terakhir dia tarung sama Superman, dan nunjukkin kekuatan aslinya. Di adegan-adegan sebelumnya dia cuma:

1. Nusuk dari belakang.
2. Ngomong.
3. Nyengir.
4. Ngelus jenggot.

Ewww.

Makanya, si Faora ini lebih nunjukkin emosi dan kebenciannya terhadap orang bumi, lebih sadis, dan geraknya kayak setan pas berantem di depan Sepel. Gokil.

Dan di akhir-akhir, setelah si Man of Steel ngalahin semua bebuyutannya, dan tiba-tiba saja bergabung ke Daily Planet. Gua mikir:

Cuma gitu aja?

Ga ada momen yang bikin mata berkaca-kaca, atau hati gua bergejolak karena emosi. Beda kayak film-film Superhero skala besar lainnya.

Yang ada cuma adegan yang bikin gua cemburu.

Tapi selain itu, yang perlu di banggakan dari film ini adalah-- penggambaran masa kecil Clark di bawah tekanan Ayahnya yang overwhelming abies. Apalagi pas Ayah angkatnya mati? Well, it changes everything. Itu jadi faktor emosi kunci, yang bisa bikin character development si Gatotkaca ini sempurna. Dilanjutin sama pas dia ngomong sama Ayah aslinya di kapal Zod:

"You can save them... You can save all of them."

Itu baru namanya klimaks. Good point from Zack Snyder.

ehem.

Yang jelas, film ini kurang sentuhan sang Nolan. Walaupun si Nolan di film kali ini cuma jadi produser. Hampir semuanya terasa begitu tipis -- set, emosi villain, plot, bibirnya Amy Adams -- sangat disayangkan film Summer Break harus kayak gini. Mungkin banyak fans dari Superman yang kecewa, mungkin ada juga yang tidak, tapi inovasi tanpa-kolor itu sangat bagus. Apalagi logo 'S' yang ternyata lambang keluarga Jor-El.

6.0 dari 10 bro. Semangat yah!

Comments

  1. Ngakak-ngakak baca review ini.

    Dan ini mewakili apa yang saya rasakan pada saat nonton Man of Steel ^^b

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, thanks ya! Stay tuned aja di blog ini hehe ;))

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung