Dalam Bahasa Hujan

Aku tahu keberanian pernah kutulis dalam bahasa hujan, hingga akhirnya namamu terhapus selamanya. Tapi bukan itu maksud dari embun yang jatuh ke tanah, karena kita selalu melihat noda di telapak kaki kita.

Dalam kerikil, jiwamu pernah berbahasa. Dan napasmu malam-malam adalah wangi hujan abadi. Tapi kukira, semua telah terlambat sudah. Aku terlalu sulit menemukan jalan untuk kembali.

2013

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung