Transit


dalam ruang kosong bandara ini, pesawat-pesawat pamit
pergi. Salah satu pesawat tersebut menghampirimu sambil
membawa goresan awan di kaca -- warna pelangi yang
muncul ketika matamu tersapu cahaya.

seperti bisik-bisik kecil dalam bahana pengumuman
sederhana pagi itu, dan troli-troli yang bergerak dalam
barisan sunyi menepi. waktu seperti tertinggal oleh langkah
kecil kita, menunggu seperti anak kecil yang terpisah
dari rombongan.

dengarlah puisimu yang baru kau buat, lagu kehilangan di
atas 2000 kaki. kau bawa langit turun bersamamu, beserta
petak-petak kumulus yang kau rencanakan dalam kepalamu.
rekam jejak keheningan yang kudengar dalam earphone
sejenak kuhentikan untuk mendengar bisikmu yang merasa bosan
menunggu dalam ruang transit ini.

di sanalah hatimu akan lepas landas, dari anjungan sepi
dari mana bisikmu tinggal?
karena untuk kali ini, kita tak akan keluar dari pintu yang sama lagi


2016

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung