Posts

Showing posts from March, 2013

Rumah

Sepucuk-sepucuk, aku menggugurkan surat di pohon-pohon. Jendela rumah kupasang terbuka -- dan kunyalakan perapian. Pohon waktu akan segera berkecambah. Tinggal kutunggu sinyal biar kuberi air yang deras.   Aku meniup perapianku menyala, menunggu seseorang mencuri lekas,  berperam menghangatkan napas yang lepas. Tapi, arang akan luruh menjelma anai-anai. Cepatlah curi dan bawa keluar. Curi tiap api yang rinyai bagai hujan yang berdesar mekar. Pandangi api yang sempat kunyalakan sesaat, jangan berpaling. Jangan pergi keluar. 2013

Dalam Bahasa Hujan

Aku tahu keberanian pernah kutulis dalam bahasa hujan, hingga akhirnya namamu terhapus selamanya. Tapi bukan itu maksud dari embun yang jatuh ke tanah, karena kita selalu melihat noda di telapak kaki kita. Dalam kerikil, jiwamu pernah berbahasa. Dan napasmu malam-malam adalah wangi hujan abadi. Tapi kukira, semua telah terlambat sudah. Aku terlalu sulit menemukan jalan untuk kembali. 2013

Surat Dari Seroja

:1978 Kukirimkan surat ini -- secuil suara dari bukit yang remang. Aku pasti sudah lama mengawan di atas pilar-pilar rendah di batas langit tenggara, ketika kau menyempatkan sejenak membaca sajak singkat ini di antara kejenuhanmu yang rapat. Tapi, akhirnya surat pendek ini sampai bisa ke tanganmu yang kutulis pada saat desing peluru mendera jendela rumahku di tengah lembah. Atau ketika Baucau menjelma luruhan debu dan bau pesing ketika burung-burung besi merobek awan-awan kami pagi itu. Sayang, betapa gelapnya malam di pengasingan ini begitu gelita memerangkap tubuh kami dalam luka yang tertutup bau besi Aku sudah mengikat surat-suratmu dulu, dalam satu buntelan bersama surat ini -- agar mereka tidak ikut hangus dalam dendam ketika artileri menginvasi lanskap sempit ini. Kau tahu, betapa janji yang ditepati adalah hal termahal yang tak bisa kubeli saat ini. Dili sudah dibumihanguskan, dan Lospalos lumpuh di atas lututnya sendiri Aku terperangkap di tengah lembah k

Misteri Pencurian Cium Di Balik Toko Bunga

kita bertemu di gang sempit sebelah toko bunga itu sekitar duapuluhtiga menit lalu, di mana kau sambil melayangkan senyum tajam membawa pisau limabelas senti dibalik lengan kemeja panjangmu. di bibirmu masih ada bekas darah, panjang membilur pipimu 2013

Danau Angsa

:siegfried Seperti membuka pintu, Angsa itu berjalan melewati ilalang di atas panggung danau itu. Air berbisik dingin di permukaan, membunyikan seruling angin dengan napas mengawan. "Aku tak ingin sembunyi, aku ingin berlari." Dan musik dari gemintang bulan pun membisu. Angsa-angsa lain menari sambil menutup mata. Ketika panah terangkat dari tanganku, begitu pulalah Angsa melepas tudungnya. Dan kau pun seperti turun dengan tangga dari puncak menara awan-awan. "Aku terkutuk, Aku tidak bisa membawamu." Tapi aku adalah jiwa yang tertawan, dalam tubuhmu aku adalah tawanan, kataku. Dalam gaun cahaya, kau pun berlari dalam simfoni abadi. Aku melihatmu, tapi jantungku terjerat pada sumpah iblis itu. Bunuh aku. Odette. 2013

Permainan

Masih sudikah hati kita sembunyikan dalam genggaman masing-masing? Lihatlah pada jarak yang berkelindan dengan waktu antara kita berbaring. Sudikah tubuh ini jauh tanggal dari mimpi? 2013

Fajar

Image
malam gugur seperti ratusan daun melebur warna gaun senja jingga itu dan bunyi-bunyian mainan seruling berkelindan dengan hening selamanya itu 2013