Sirkus

matamu adalah kerlip api yang berdansa
dan lampu sorot di puncak panggung bunga mawar

itulah saat keringat pada punggungmu
beradu dengan punggungku --
kita sedang menyatu di langit-langit pertunjukan

jadikan aku kalimat sederhana
yang kau ucapkan sebelum kita naik ke panggung ini
"Kita akan baik-baik saja."

tapi siapa yang pernah percaya pada rasi bintang bulan
kau pun tidak, dan mulai melompat berbalik arah

sejenak kutangkap tanganmu yang berpasir
tapi tidak dengan matamu yang terpejam

kulepas lagi, dan aku memilih untuk melayang ke tiang seberang 
panggung dipenuhi bisu yang memekakkan udara

matamu berpesan,
"Diamlah."

dari sini, ribuan mata yang memandang kami
tak lebih dari titik konfeti berwarna pastel yang bertaburan sambil
bersuara riuh, rendah

"Sama seperti malam ini, bukan?" batinku memastikan.

aku teringat mimpi, seekor ular bersembunyi
di bawah tumpukan pakaian yang kita tanggalkan

Kau mengangguk dengan sangat, pelan.

kita melompat ke dalam pusaran waktu dan warna


2013

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung