berjalan-jalan di sebuah kota kecil di pesisir




:midori

ingatkah waktu pukul dua siang itu
rumah di tiga blok sebelah utara terbakar
istana asap membubung tinggi jauh
kala gitar mengalun

kadang kita bertanya kepada musim
yang bolak-balik mengantar pesan
apakah benar, apakah salah
semata-mata karena aku ingin
mencari tahu kesahihan bisikan itu

lalu palung-palung itu muncul
menenggelamkan kapal di seberang teluk
mengusik sayap pelikan yang
curam menghunus wajah laut

beberapa langkah dari waktu itu
kurasa ada benarnya, walau aku ragu
di bawah hujan tembaga, lagu itu
digubah menjadi pisau yang
tergantung di daun pintu

hingga aku tepekur, terus menulis lagi
saat gaduh ombak membentur
pesisir-pesisir hening

pernahkah kau sadari detik yang berharga
itu aku hempaskan ke jurang
yang tak berujung?

kening yang tertidur
dalam bisik-bisik risau
kenang suaramu yang
mengantar awan pada titik di atas laut

teruntuk daun yang jatuh oleh angin
kutitipkan embun yang muncul dari relung hening



2018

Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung