Aku ingin bertanya kepadamu, apakah kita memang berada di luar bingkai kejadian? Apakah sebegitu jauh hati kita, untuk tertaut pada tanah yang ditumbuhi perdu? Karena kami ingin merasa luka yang dirasai olehmu, Palestina. Karena kami tahu bukan perihal sederhana untuk jatuh dan kembali bangun dan kembali pergi dari rumah yang kau bangun sendiri Oh, bunga-bunga rumput yang mekar di tanah yang tandus Sampaikan lagu kami untuk kubah yang megah di atas tebing! Untuk rubah yang berlari di padang-padang hening Pada suara-suara, air mata yang telah lama kering ____ Aku harap doa bukanlah hal terakhir yang dapat kami beri. 2017
ini adalah dua belas jalan untuk menemukan namamu katamu di mana kau mencarinya? aku tak butuh peta peta tak memberi tujuan hanya arah-arah semu lalu, mengapa kau ragu? aku pernah mencoba menerbangkan pesawat kertas yang berisi doa-doa untuk diri kita yang dulu diri kita yang sekarang diri kita di masa depan aku tak pernah mendapat surat balasan kecuali terpaan angin dan gigil di bukit sakit entah, mungkin kau lelah sedikit aku memberimu teh hangat, kau tahu? lalu, kau beranjak dari tempatmu bersimpuh aku menangis sambil mencoba menulis surat dalam bahasa yang tak kumengerti "Pernahkah kau kehilangan dirimu? Hingga kau hanya berdoa kau ingin ditemukan" bisikmu pada malam, sebelum berpamitan mengambil pagi yang hilang, jawabmu lalu aku terus mencarimu hingga lewat waktu aku mencari namamu di kolom koran, tapal batas, gudang gulma, puisi cinta, dan bait langit akhirnya, aku sadar aku mencarimu di tempat ...
As you set out for Ithaka, hope your road is a long one, full of adventure, full of discovery. terjemahan puisi C.P. Cavafy Ketika kau berangkat ke Ithaka berharaplah perjalananmu akan panjang, penuh petualangan, penuh penemuan. Laistrygonians, cyclops, Poseidon yang geram -- jangan takut pada mereka. kau tak akan menemuinya di jalan selama kau tetap berharap, selama kegembiraan bergejolak dalam tubuh dan jiwa. Laistrygonians, cyclops, Poseidon yang liar -- kau tak akan menemuinya, kecuali kalau kau membawanya dalam dadamu, kecuali kalau kau terus membayangkan mereka di depanmu. Berharaplah jalan itu jalan yang panjang, di mana akan banyak pagi di musim panas, ketika dengan senang hati, dengan ceria, kau memasuki suatu pelabuhan seakan seperti pertama kali. Mungkin kau akan berhenti sejenak di pasar Phoenician untuk membeli cinderamata, kalung mutiara atau koral, batu ambar, atau kayu hitam berbagai jenis parfum yang menggoda -- ...
Comments
Post a Comment