matamu adalah kerlip api yang berdansa dan lampu sorot di puncak panggung bunga mawar itulah saat keringat pada punggungmu beradu dengan punggungku -- kita sedang menyatu di langit-langit pertunjukan jadikan aku kalimat sederhana yang kau ucapkan sebelum kita naik ke panggung ini "Kita akan baik-baik saja." tapi siapa yang pernah percaya pada rasi bintang bulan kau pun tidak, dan mulai melompat berbalik arah sejenak kutangkap tanganmu yang berpasir tapi tidak dengan matamu yang terpejam kulepas lagi, dan aku memilih untuk melayang ke tiang seberang panggung dipenuhi bisu yang memekakkan udara matamu berpesan, "Diamlah." dari sini, ribuan mata yang memandang kami tak lebih dari titik konfeti berwarna pastel yang bertaburan sambil bersuara riuh, rendah "Sama seperti malam ini, bukan?" batinku memastikan. aku teringat mimpi, seekor ular bersembunyi di bawah tumpukan pakaian yang kita tanggalkan Kau mengangguk dengan s