Destruksi

Perubahan itu datang tanpa mengetuk pintu.

Ia mendobrak batas-batas diri saya. merasuki tiap jengkal jiwa dan hakikat raga milik saya.

Entah, kita, manusia ingin menciptakan perubahan. Tetapi pada saat yang bersamaan ingin semuanya tetap sama. Apa yang saya rasakan dan alami satu bulan terakhir seperti sebuah titik balik dalam kehidupan saya. Saya, merasakan hasrat ingin sebuah perubahan. Tetapi, pada saat yang hampir bersamaan, saya enggan meninggalkan bagian dari diri saya yang diubah itu.

Hal seperti itu menciptakan semacam turbulensi dalam kerja komponen-komponen 'manusia' milik saya. Dimana keengganan yang saya rasakan di atas, seperti mengacaukan segala hal, bahkan sampai kepada elemen yang berada di luar kendali saya.

Sepertinya kemampuan saya untuk mengendalikan chaos di dalam diri saya, terlalu rendah. Saya seharusnya bisa menahan agar chaos  itu tidak sampai merebak ke pori-pori tubuh saya, dan kemudian merembes keluar sehingga saya tidak bisa mengendalikannya lagi. Jadilah chaos itu menghancurkan segala elemen di luar saya, dan itu banyak sekali.


Comments

Popular posts from this blog

Bunga-bunga rumput yang mekar pada tanah tandus

Hakikat Pendidikan yang Sebenarnya: Sebuah Opini

Surat-Surat yang Kularung