:Alexander Pope Ke pinggir pantai, melarung kertas-kertas gambar bertuliskan "Dunia melupakan yang terlupa." Ketika, rumah-rumah pasir yang kami diami dipeluk hujan yang berjubah gelap. Kau berkata, "Kalau kali ini kau tinggal, bagaimana?" Aku sudah berada di luar pintu, sanggahku. Di Montauk, mercusuar tegap menembus kabut, menantang angin yang bergabuk. Sepeda-sepeda bersandar tak karuan. Dan, kulihat orang-orang berpayung berlarian untuk masuk. Berlomba-lomba untuk sampai ke puncak lampu. Waktu dikesampingkan pada perhentian kereta terakhir. Karena, jingga senja tersebut akan kuingat selamanya. Sambil tertawa di koridor, berhadapan, dan menganggap semua yang terjadi hanyalah diri kita di kehidupan yang lain. (Diri kita yang mudah lupa) 2016